Proses
pengambilan keputusan oleh konsumen
Secara
singkat Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai tersedianya
alternatif.
Konsep
konsep pengambilan keputusan :
1.
Identifikasi
dan diagnosis masalah
·
Pengumpulan
dan analisis data yang relevan
·
Pengembangan
& evaluasi alternantif
·
Pemilihan
alternatif terbaik
·
Implementasi
keputusan & evaluasi terhadap hasil -hasil
Tipe
–Tipe Keputusan Manajemen :
•
Keputusan-keputusanperseorangan dan strategi
•
Kepusan-keputusan pribadi & strategi
•
Keputusan-keputusan dasar & rutin
Model-model
Pengambilan Keputusan :
•
Relationalitas Keputusan
•
Model-model perilaku pengambilan keputusan
Teknik
Pengambilan Keputusan :
•
Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
•
Teknik -teknik Partisipatif
•
Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok
Nominal
TIGA
MODEL PEMBUATAN KEPUTUSAN GRAHAM T. ALLISON
Teoritisi
HI yang mempelajari tentang politik luar negeri, Graham T. Allison
mendescripsikan 3 model dalam pengambilan keputusan politik luar negeri :
Model
1 : Aktor Rasional
Dalam
model ini politik luar negeri dipandang sebagai akibat dari tindakan-tindakan
actor rasional, terutama . Pembuatan keputusan politik luar negeri digambarkan
sebagai suatu proses intelektual. Pemerintah dianalogikan sebagai dengan
perilaku individu ang bernalar dan terkoordinasi. Analisis model pembuatan
keputusan ini adalah pilihan-pilihan yang di ambil oleh pemerintah. Dengan
demikian, analis politik luar negeri
harus memusatkan perhatian pada penelaah kepentingan nasional dan tujuan dari
suatu bangsa, alternative-alternative haluan kebijaksanaan yang bisa diambil
oleh pemerintahnya, dan perhitungan untung rugi atas masing-masing alternative
itu.
Dalam
model ini para pembuat keputusan itu diaggap rasional dan kita umumnya memang
cenderung berpikir bahwa keputusan secara rasional, kelemahannya asumsi ini
mengbaikan fakta bahwa para pembuat keputusan itu adalah manusia yang bisa
membuat kesalahan dan yang selalu menghadapi berbagai kendala eksternal dari
birokratnya sendiri, dari berbagai kelompok kepentingan , opini public dan
sebagainya. Terutama dalam system demokrasi. Allison sadar akan kelemahan itu
sehingga beliau mengajukan model lainnya, yaitu model “proses organisasi” dan
“politik birokratik”.
Contoh. : ketika awal kemerdekaan
RI, RI mengadakan perjanjian dengan Autralia dengan persentase 10% : 90%,
dengan rasionalisasi Australia mengakui RI sebagai negara kepulauan.
Model
II : Proses Organisasi
Dalam model ini menggambarkan
politik luar negeri sebagai hasil kerja suatu organisasi besar yang berfunsi
menurut suatu pola perilaku. Pembuatan keputusan bukan semata-mata proses
intelektual, lebih merupakan proses
mekanik, keputusan merujuk kepada keputusan-keputusan yang telah dibuat dimasa
lalu, prosedur rutin yang berlaku, atau pada peran yang ditetapkan bagi unit
birokrasi itu ( standard operating procedure ).
Orgnisasi ini pada dasarnya bersifat
konservatif dan jarang yang mau coba-coba seuatu yang baru, umumnya cukup
senang dengan perubahan-perubahan kecil. Salah satu cara untuk mengatasi
kompleksitas dan ketidakpastian masalah yang adalah melakukan tindakan seperti
sebelumnya, organisasi cendrung memiliki pedoman, buku petunjuk yang berisi
bagaimana caranya organisasi mengatasi masalah, apa yang akan terjadi pada
suatu waktu bisa diramalkan dengan melihat apa yang telah terjadi sebelumnaya.
Model
III : Politik-Birokratik
Dalam model ini PLN dipandang
bukan sebagai hasil dari proses intelektual yang menghubungkan tujuan dan
sarana secara rasional. PLN adalah hasil dari proses interaksi, penyesuaian
diri dan perpolitikan di antara berbagai actor dan organisasi, bargaining game
antar bangsa, dengan kata lain pembuatan keputusan PLN adalah proses social,
bukan intelektual. Jadi dalam Model III ini digambarkan suatu proses dimana
masin-masing pemain berusaha bertindak secara rasional, setiap actor Negara
berusaha menetapkan tujuannya, menilai berbagai alternlehative sarana dan
menetapkan pilihan secara intelektual,
tidak ada pemain yang bisa memperoleh apa yang diinginkan dalam
bergaining ini.( bisa di analogikan permainan catur ).
Karena dalam Model III ini
menekankan bargaining games sebagai penentu
PLN, maka dalam mempelajarinya kita harus memperoleh informasi tentang
persepsi, motivasi, posisi, kekuasaan dan maneuver dari pemain-pemain yang
terlibat didalamnya. Jadi kita harus tahu (a). Siapa yang ikut bermain? atau kepentingan atau perilaku siapa
yang punya pengaruh terhadap keputusan.(b) Apa yang menentukan sikap
masing-masing pemain itu. (c)Bagaimana sikap-sikap para pemain itu
diagregasikan sehingga menghasilkan keputusan?.
Contoh
: ketika China berperang melawan Inggris dalam perang candu, China menetapkan
keputusannya untuk menggusir inggris, akan tetapi apalah daya pasukan ingris
kalah dalm peperangan sehingga pada akhirnya china merubah keputusannya,
berdamai dengan inggris bahkan china memberikan ganti rugi kepada inggris
sebesar 21.000.000 yuan serta mendapatkan Hongkong ( perjanjian Nancing ).
Daftar
Pustaka,
Penyusun,
Cynthia PS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar